Langsung ke konten utama

Hello, March ....

Hey, ini udah tanggal 5 dan saya menulis ini dengan judul Hello, March?

Sebenarnya saya hanya sedang ingin menulis perkembangan tahfidz di awal bulan ini, besok Senin adalah setoran awal untuk program bulan Maret, dan saya baru menghafal setengah halaman *toyor kepala :D

Mari flashback ke Februari.

Bulan lalu, saya menyetorkan 5 halaman alias setengah juz, gak baik tapi gak buruk juga. Mengingat bulan Februari itu emang masih hectic dengan urusan abrakadabra. Semoga bulan Maret ini bisa menyelesaikan sisanya, tasmi muraja'ah dan menyetorkan hafalan baru.

Sebenarnya bulan ini, tepatnya pekan depan, ada ujian tahsin juga sih, I don't know kenapa setiap mendengar kata ujian selalu mules wkwkw. Insya Allah dengan banyak mengulang-ulang bacaan hafalan, juga akan memperbaiki bacaan tahsin.

Kemarin pas simulasi ujian, Ustadzah Fitri meminta agar lebih sering latihan membaca dan sedikit memberi masukan dengan kualitas bacaan saya.

Karena tahsin dan tahfidz saling berkorelasi dan saling mengisi. Jadi, emang kudu fokus dengan keduanya. Sayang kalau hafalannya banyak dan kualitas bacaannya masih diluar kaidah tajwid, makhraj dan shifat.

Tahu gak apa kesulitan di tahfidz? Ya, menghafal itu gak mudah. Perlu kesabaran dan kedisiplinan untuk bisa menyetorkan hafalan dengan baik. Dan saya tuh orangnya agak-agak perfect, yang lebih baik menunda hafalan daripada menyetor tapi terbata-bata. 

Kalau di tahsin, kesulitannya di shifat huruf. Ngebaca huruf-huruf tebal itu perlu perjuangan tersendiri, apalagi udah puluhan tahun membaca dengan cara yang salah. Alhamdulillah Ustadzah sabar dan menghibur, kata beliau standar ketebalan itu berbeda-beda, yang penting berusaha untuk menebalkan dulu. Iya juga sih, huruf yang sama bisa dinilai berbeda dengan guru yang berbeda. Ada guru yang dengan huruf setebal itu sudah cukup, ada guru yang menilai harus ditebalkan lagi.

Oiya, kemarin pas simulasi ujian itu adalah kali pertama bertemu secara offline, karena biasanya kami belajar secara online. Emang vibes kelas online dan offline itu berbeda, lebih nyaman kelas offline tapi memang harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk perjalanan menuju tempatnya.



Be Better, March.

Yuk semangat setoran tahfidz pertama di bulan Maret.

Ujian tahsin di pekan kedua Maret.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...