Langsung ke konten utama

A day of Tahsin Examination

Akhirnyaa kembali landing di blog ini, setelah sekian hari muter-muter di dunia nyata hehehe.

Oia masih ingat gak sama tulisan saya tentang ujian tahsin yang saya tulis disini. Nah, jadi tanggal 13 Maret itu waktunya ujian tahsin, jam 09.30 tapi saya sudah berangkat dari rumah jam delapan kurang, karena sambil bawa krucil yang pastinya perlu prepare waktu yang agak banyak. 

Entah kenapa setiap mendengar kata ujian itu bawaannya deg-deg an, padahal sebelum berangkat masih biasa aja, pas udah di lokasi langsung nerveus wkwkw.

Setelah di data oleh panitia ujian, akhirnya saya dan teman-teman sehalaqoh berkumpul menunggu giliran, ketika yang lain minta duluan diuji, saya malah selow, maju setelah sebagian besar teman-teman selesai. Maju paling akhir itu bisa dapat clue ujiannya seperti apa, karena yang duluan maju pasti cerita :D

Selesai ujian sempat foto-foto dulu sama teman-teman yang pasti akan berpisah, apalagi saya yang suka ngambil kelas secara random, kadang minta hari Jum'at, kadang hari Rabu. 


Yang levelnya naik nanti akan punya kelas baru lagi, yang gak naik level juga akan punya kelas baru dengan orang yang berbeda lagi.

Yang ujiannya bareng cuma berenam ini, ada yang sudah ujian di hari sebelumnya, ada juga yang baru mau ujian di hari selanjutnya. Nah kan, padahal satu halaqoh tapi pas ujian udah mencar-mencar.

Biasanya berfoto bareng Ustadzah tapi ini pas Ustadzahnya sedang sibuk merangkum hasil ujian. Kata Bu Elly, pas beliau sedang membaca soal ujian, Ustadzah gak berhenti nulis :D. Semakin banyak nulis biasanya karena  semakin banyak kesalahan hahaha. Lalu saya bilang: kalau pas membaca dan Ustadzahnya nulis, mending diulang bacaannya. Karena bacaan yang itu pasti salah, dan langsung disahut sama mba Etika: Terus pas kita ulang, ternyata masih ditulis sama Ustadzah, makin panjang aja daftar kesalahan kita.

Demikian ujian hari itu selesai, dan belum tahu bagaimana hasilnya.

Selepas itu saya beranjak ke tempat lain, yaitu Kantor Dinas Kependudukan & Catatan Sipil, ngerubah nama di Akta kak Az, sebelumnya saya pikir harus ke Pengadilan dulu, ternyata kata petugasnya kalau hanya menghilangkan tanda strip bisa di kantor capil aja. Jadi nama kakak yang awalnya Al-Fatih, digubah menjadi Alfatih.

Kelar dengan urusan kearsipan ini, lanjut nyari makan siang karena emang udah pas waktunya makan siang, perut sudah meronta minta diisi, pilihannya adalah ayam goreng.

Sebelum pulang kerumah, melipir dulu ke Bekantan Centre, sebagai apresiasi untuk bocah yang bersedia mengikuti setiap urusan orang dewasa, kebayang gimana bosannya mereka ngikuti Bundanya wara-wiri dengan urusannya :D

Terik banget ^^
Nemenin bocah nongkrong ^_^

Seminggu setelah ujian baru Ustadzah menghubungi, memberikan koreksi atas kesalahan yang dilakukan di ujian pekan lalu, dan koreksian saya ada di beberapa huruf tebal, yang mestinya dibaca secara tebal-tipis, malah dibaca tebal-tebal. Efek grogi, kayanya. Jadi wajar kalau saya berpikir kayanya hasil ujian saya adalah mengulang level.

Esok harinya  ketika saya cek di link yang biasa di gunakan untuk mengecek hasil ujian, saya menemukan ini
Whoaa Masya Allah, agak kaget sih, lebih tepatnya gak nyangka karena saya udah beneran ikhlas kalau harus mengulang di Itqon lagi, dan juga sadar diri kalau bacaan ngaji saya tuh masih banyak yang harus diperbaiki.

Dengar-dengar di level ini, 95 % isinya adalah materi yang kudu dihafal, kalau level sebelumnya lebih banyak membaca, disini justru diperbanyak untuk menghafal. Itung-itung latihan menghafal ketika nanti masuk level Tahfidzi.

Bismillah, makin naik tingkatnya, semakin tinggi tantangannya. Yuk bisa, keep fighting!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

[Bunda Salihah] : Identifikasi Masalah

Perkuliahan yang dibuka dengan proses identifikasi masalah membuat saya menilik perjalanan dalam setahun ke belakang. Pertengahan 2020 adalah babak kehidupan baru yang mengubah kondisi, bermula dari proses resign yang menggantikan peran publik menjadi domestik, lalu bulan berikutnya berpindah tempat tinggal ke pinggiran kota yang tidak terakses oleh natura publik yang sebelumnya kami nikmati. Tentu saya harus berbalik kesini untuk menegaskan apakah sebab akibat dari proses kehidupan itu sebagai masalah atau hanya sekedar proses adaptasi yang harus dinikmati. Maka, saya ingin menjabarkannya secara terperinci. 1. Apakah kehilangan sebagian besar penghasilan adalah masalah buat saya? 2. Apakah kehilangan ritme kerja yang teratur, makan siang yang santai, diskusi pekerjaan yang menarik, akhirnya menjadi masalah buat saya? 3. Apakah kesulitan menikmati Natura publik (baca : nge- gofood) menjadi masalah bagi saya? 4. Apakah perubahan status Ibu Rumah Tangga menjadi masalah bagi saya? 5. Apak...

Day 4 : Bermain di Car Free Day

Minggu pagi, seperti biasa ayah sering sekali melakukan jogging di Lapangan Merdeka dan biasanya mengajak Azka. Selain untuk melancarkan kemampuan berjalannya (Azka sedang senang senang nya belajar berjalan) dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Saya kurang memahami apakah kemampuan interaksi Azka (interpersonal) menurun dari kami, karena baik saya maupun suami bukan tipikal orang yang mudah berbaur, yang sebenarnya lebih senang berada di dalam rumah :). Tetapi saya tetap mengajak Azka ke tempat tempat keramaian agar tetap berinteraksi dengan sekitarnya. Meski Azka terkadang masih tetap asik sendiri, tetapi dia terlihat menikmati acara jalan jalannya :) #tantangan_hari_ke4 #kelasbunsayiip3 #game_level_3 #kami_bisa