Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Ramadhan-nya Bi

Kalau tahun ini Az mulai berpuasa secara penuh, bagaimana dengan Bi? Jarak usia Az dan Bi hanya sekitar 1,5 tahun. Kalau mengikuti milestone Az, maka tahun depan ia juga mestinya bisa berpuasa seharian penuh, tapi setiap anak punya milestonenya sendiri kan? Dimulai dari sahur, setelah membangunkan Az, saya pun membangunkan Bi. Berbeda dengan Az yang segera bangun, Bi bangun tapi sambil m\erengek, membolak balikkan badannya di kasur dulu, sembunyi di balik bantal dulu, sampai akhirnya saya gendong dan angkat ke dapur, matanya tetap merem. Az menyuap makanannya sementara Bi hanya duduk sambil terngantuk-ngantuk, semua makanan yang saya tawarkan selalu disambut dengan gelengan, menutup rapat mulutnya setiap saya menyodorkan makanan. Karena saya memang tidak berekspektasi bahwa Bi akan berpuasa, maka saya santai aja menghadapi sikapnya. Yang penting membiasakan suasana saahur dan berpuasa dulu sama Bi, dan saya sudah dapat gambaran gimana tantangannya mengajak Bi berpuasa tahun depan nanti...

Karena Dia Masih Anak-Anak

Kemarin Ayah mengabarkan akan pulang telat, ada kegiatan bukber di kantor yang harus diikuti, dan saya mengabarkan ke Az tentang itu. Reaksinya? Secara spontan dia berucap: Wah gawat, bagaimana aku sholat Maghrib dan Tarawih di masjid? Meski saya bilang bahwa saya akan mengantarkan dan menemani di masjid, dia tetap bersikukuh hanya akan berangkat kalau ada ayah. Aku hanya butuh ayah, katanya. Perlu waktu sekitar sepuluh menit untuk membujuknya ke masjid, sebenarnya di lain waktu dia berani sholat sendirian dan hanya diantar sampai halaman masjid, tetapi waktu Maghrib dan Isya (plus tarawih) biasanya sangat ramai, tentu sebagai sesama introvert sayapun bisa memahami apa yang dia rasakan. "Ayo kita coba, tidak apa, pertama kali rasanya emang gak nyaman, tapi kita hanya perlu memulai dan menyelesaikannya", bujuk saya di menjelang Maghrib. Akhirnya kami pun berangkat ke masjid dan sesampai di sana Az sama sekali tidak mau ke shaf ikhwan, dia milih sholat di samping saya, di shat ...

Yang Baik Pasti Menang?

 Obrolan dengan si sulung, 6 tahun, di suatu siang. "Bunda, kenapa perang Uhud yang bertama akhirnya kalah? Padahal orangnya baik semua. Emang orang baik bisa kalah?'", tanyanya. Pertanyaan awal yang menjadi permulaan obrolan, apakah orang baik bisa kalah? Tentu jawabannya bisa, bahkan kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir, dengan arti lain orang jahat yang kuat tentu akan mudah mengalahkan orang baik yang lemah. Berkaca dari jawaban atas pertanyaan awal bahwa penyebab kekalahannya adalah takdir yang menetapkan mereka tidak taat pada perintah Rasul, maka obrolan berlanjut menjadi: ketika kita menjadi orang baik, kita harus apa? 1. Orang baik harus taat Yap, kebaikan kita harus selaras dengan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, misalnya menolong teman itu baik, tapi menolong teman yang sedang melakukan kecurangan, bukanlah dikatakan kebaikan lagi. Berbuat baik dalam tolong-menolong itu hanya dalam konteks kebaikan dan ketaatan saja. ...

Puasa Pertama Az

Siang tadi, menjelang tidur siang, kakak Az menangis. Pasalnya, dia sempat menanyakan puasa sisa berapa hari lagi. Refleks saya jawab: 25 hari lagi. Az kaget dan langsung bilang: kok lama banget. Padahal sebelum-sebelumnya sudah disounding bahwa kita akan puasa selama 30 hari. Mugkin siang ini dia merasakan puncaknya haus dan lapar, lalu mendengar kata 25 hari membuatnya semakin merasa lapar :D, lalu saya mengajaknya tidur siang agar lapar dan haus sejenak bisa terlupakan. Benar saja, ketika dia terbangun di sore hari, Az sudah gak mengeluh lagi dan minta diajak jalan sore. Puasa di hari Pertama Az saya bangunkan di jam 04.30, setengah jam sebelum adzan Subuh, saya sengaja membangunkan di jam segitu agar Az bisa sahur dan sholat Subuh tanpa menunggu lama. Karena saya merasakan betapa tidak enaknya ketika kita sudah selesai sahur dan masih lama untuk menunggu azan Subuh, ditungguin lama, ditinggal tidur lagi khawatir bablas, maka sahur mepet Subuh adalah jalan terbaik, setelah selesai s...

A day of Tahsin Examination

Akhirnyaa kembali landing di blog ini, setelah sekian hari muter-muter di dunia nyata hehehe. Oia masih ingat gak sama tulisan saya tentang ujian tahsin yang saya tulis disini . Nah, jadi tanggal 13 Maret itu waktunya ujian tahsin, jam 09.30 tapi saya sudah berangkat dari rumah jam delapan kurang, karena sambil bawa krucil yang pastinya perlu prepare waktu yang agak banyak.  Entah kenapa setiap mendengar kata ujian itu bawaannya deg-deg an, padahal sebelum berangkat masih biasa aja, pas udah di lokasi langsung nerveus wkwkw. Setelah di data oleh panitia ujian, akhirnya saya dan teman-teman sehalaqoh berkumpul menunggu giliran, ketika yang lain minta duluan diuji, saya malah selow, maju setelah sebagian besar teman-teman selesai. Maju paling akhir itu bisa dapat clue ujiannya seperti apa, karena yang duluan maju pasti cerita :D Selesai ujian sempat foto-foto dulu sama teman-teman yang pasti akan berpisah, apalagi saya yang suka ngambil kelas secara random, kadang minta hari Jum'at, ...

Ternyata, Aku Bisa

Kemarin, menjelang pukul 17.00 saya duduk, fokus menghafal ayat yang akan saya setor setelah Maghrib nanti. Sebenarnya sempat terpikir untuk menunda setoran di keesokan harinya saja karena saat itu saya merasa dan memang belum hafal ayat yang akan saya setor itu, pun ketika saya membacanya saya juga merasa ayat ini agak sulit untuk dihafal. Tau kan yaa, ada ayat yang ketika kita membaca kita langsung merasa ayat ini mudah untuk dihafal, ada juga ayat yang ketika kita membaca kita merasa perlu tantangan tersendiri untuk dihafalkan. Kebiasaan saya memang membaca terlebih dahulu ayat yang akan di hafal, memahami arti ayatnya sambil mencari "jembatan kedelai"nya. Biasanya ayat yang saya merasa akan sulit dihafal itu memang ayat yang saya juga kesulitan membacanya, karena kata-katanya (misalnya, mufrodatnya baru pertama kali saya dengar) atau karena susunan hurufnya, biasanya susunan huruf tebal-tipis-tebal-tipis itu agak menyulitkan untuk diucapkan, bayangkan abis mengangkat pang...

Hadiah Tiket di Arena Bermain

 Kemarin, saya sedang menunaikan sebuah urusan di dekat sebuah pusat perbelanjaan. Seperti biasa, tiap kali saya keluar, anak-anak pasti ikutan juga. Dan mereka meihat "mall" itu lalu meminta agar diajak bermain di arena permainannya. Jujur saja, saya itu jarang banget ngajak main anak-anak di mall, mungkin setahun bisa dihitung kurang dari lima jari. Saya lebih suka ngajak anak-anak ke suatu tempat terbuka, ataupun lapangan luas. Biar anak-anak puas berlari dan bergerak. Nah kemarin karena berada di dekat situ, akhirnya melipir sekalian ke arena bermainnya. Karena tidak berniat sepenuh hati, saya hanya membelikan koin senilai 20rb, maksudnya biar koinnya cepat habis dan mainnya singkat, mengingat waktu itu juga sudah menjelang jam 12 siang. Beberapa mesin mainan dimainkan Az dan Bi dengan gembira, mencoba naik mobil-mobilan, naik kuda-kudaan, bermain game balapan mobil, bermain game tembak-tembakan. Cuma di tempat ini mereka bisa bermain game beginian, di rumah pasti gak bis...

Gigi Susu yang Tanggal

Di setiap pertumbuhan anak, ada orang tua yang juga selalu bertumbuh. Kalimat ini pernah saya dengar dari seorang teman. Dan benar demikian adanya.  Dua hari lalu, kak Az melaporkan gigi serinya goyang. Saya yang tidak terlalu faham dengan pergigian membatin, apakah sudah waktunya? Alhamdulillah kita hidup di era teknologi, yang jika menginginkan jawaban secara singkat, padat dan cepat bisa langsung melongok ke google.  Ternyata, dari hasil googling didapatkan informasi bahwa gigi susu akan mulai berganti sejak usia 6 tahun.  Usia pertanggalan gigi susu akhirnya saya rangkum seperti ini: Usia 6-7 tahun : gigi seri tengah Usia 7-8 tahun: gigi seri samping Usia 9-11 tahun: rahang bawah dan geraham pertama Usia 10-12 tahun: taring atas Akhirnya di hari berikutnya saya mengajak kakak Az ke PKM, selain tempatnya dekat, juga karena di tempat itu BPJS kami terdaftar.  Kami sampai sekitar pukul 08.30 dan dapat antrian nomor 8, meski hanya mengantri 8 orang ternyata membuat K...

Mengais ceceran pahala

 "Saya itu, kalau motongan wortel sambil berdzikir bu, motong satu iris ngucap Subhanallah, ngiris lagi ngucap lagi. Saya mendengar itu ketika saya SMP, yang berucap adalah salah satu teman baik Mama. Semoga Allah melapangkan kuburnya, menerima amalnya dan memasukkannya kedalm surga yang indah. Ketika itu beliau sedang mengobrol dengan Mama, saya sedang asik sendiri, tidak menyimak obrolan ibu-ibu pada masa itu, hanya kalimat itu yang teringat oleh saya. Tidak selama itu saya mengingat, saya juga melupakan perkataan itu di waktu yang lama. Qodarullah, puluhan tahun kemudian saya menjadi ibu. Di usia yang sama dengan Mama&teman beliau waktu ngobrol ketika itu. Di dapur rumah saya, puluhan tahun kemudian, di tempat yang jaraknya puluhan kilo meter, ketika saya sedang mengiris wortel, tetiba ingatan itu muncul kembali. Saya seperti terlempar di tengah obrolan itu, padahal kejadian itu sudah terlupakan sekian bilangan waktu. Refleks saya langsung berdzikir juga, mengamalkan apa ya...

Hello, March ....

Hey, ini udah tanggal 5 dan saya menulis ini dengan judul Hello, March? Sebenarnya saya hanya sedang ingin menulis perkembangan tahfidz di awal bulan ini, besok Senin adalah setoran awal untuk program bulan Maret, dan saya baru menghafal setengah halaman *toyor kepala :D Mari flashback ke Februari. Bulan lalu, saya menyetorkan 5 halaman alias setengah juz, gak baik tapi gak buruk juga. Mengingat bulan Februari itu emang masih hectic dengan urusan abrakadabra. Semoga bulan Maret ini bisa menyelesaikan sisanya, tasmi muraja'ah dan menyetorkan hafalan baru. Sebenarnya bulan ini, tepatnya pekan depan, ada ujian tahsin juga sih, I don't know kenapa setiap mendengar kata ujian selalu mules wkwkw. Insya Allah dengan banyak mengulang-ulang bacaan hafalan, juga akan memperbaiki bacaan tahsin. Kemarin pas simulasi ujian, Ustadzah Fitri meminta agar lebih sering latihan membaca dan sedikit memberi masukan dengan kualitas bacaan saya. Karena tahsin dan tahfidz saling berkorelasi dan saling...

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Rapikan Rumahmu, Ringankan Hisabmu

Ada satu kegiatan yang saya suka tapi gak terlalu berminat, yaitu berberes alias berbenah rumah. Saya suka rumah yang rapi, bersih, barang-barang gak berserakan. Tapi saya juga bisa muntab kalo di suruh beberes tiap hari. Jujurly, saya nyapu rumah itu cukup sekali setiap hari. Makanya waktu ada teman yang bilang bahwa dia bisa menyapu rumah berkali-kali setiap hari, waaahhh tumbs up. Ngepel rumah? Jarang sekali. Mungkin kalau di rerata sekitar seminggu sekali. Hampir semua pekerjaan domestik di rumah saya kerjakan sekali sehari. Kecuali masak yaaa, kalau lagi mager paling hanya dua kali sehari, masak untuk sarapan dan masak untuk makan siang dan malam sekaligus. Nyetrika juga hanya baju-baju kerja dan pas weekend aja nyetrikanya, baju rumahan cukup dilipat. Nyuci baju dua hari sekali. Mainan dan buku-buku anak yang berserak, langsung saya delegasikan ke anaknya sendiri yang membereskan :D Cukup malas berberes kan? Nah, di balik kemalasan berberes itu, saya sangat suka rumah yang rapi d...