Langsung ke konten utama

Halaqoh tahfidz di 2023

Setoran tahfidz perdana di tahun 2023, saya belum mulai ziyadah (menambah hafalan) karena sedang memuraja'ah (mengulang kembali) hafalan yang telah disetorkan pada bulan sebelumnya. 

Ada dua sesi setoran, pagi ba'da Subuh dan sore ba'da Manghrib. Pakai waktu WIB tapii. Jadi sering nyetor hafalan di sesi sore, habis Maghrib di sana, habis Isya di sini. 

Kadang juga habis Subuh sih, tergantung kemutqinan hafalan wkwk. Kalau pagi merasa masih tersendat-sendat, yaudah sore aja :D

Alhamdulillah, salah satu manfaatnya teknologi, terpisah ratusan kilometer, tak pernah bertatap muka secara real, tapi bisa saling menguatkan, menyimak bacaan demi bacaan.  Salah satu nikmatnya dunia online yang harus senantiasa disyukuri. 

Hari ini saya memuraja'ah surat Annisa,  tepatnya di juz 5. Gak langsung 1 juz lho yaa, karena maksimal setoran 3 lembar dan tadi nyetor 2 lembar aja :D. Kalau mau tasmi 1 juz bisa sih pas weekend karena harus 1 jam sendiri untuk tasmi' itu. Kalau hari biasa dibatasi karena antriannya banyak. Saya pernah ditawari untuk tasmi' sih, tapi belum berani. Makanya ngerasa keren banget orang-orang yang bisa tasmi' sekian juz sekali duduk. Beneran, usahanya itu luar biasa lho, gak kebayang berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memutqinkan hafalan. 

Kalau saya, jangan ditanya. Menghafal aja sambil akrobat, ya maksimal lancarnya sampe 3 halaman. Muraja'ah pun rasanya kaya ziyadah. Tapi ya emang beda, orang yang hanya memperioritaskan setengah jam, itupun banyak diselingi iklan, sama orang yang menjadwalkan berjam-jam dalam harinya. Semoga kelak bisa menjalani hari seperti mereka juga. 






Kegiatan yang baru ditekuni di 2 tahun belakangan ini, karena sebelum-sebelumnya sedang memantapkan diri dengan tahsin. Kan sayang kalau menghafal tapi tajwid, makhraj dan sifat hurufnya masih kocar-kacir. Dan kelas tahsin juga masih berjalan sampai sekarang kok. 

Dari pengalaman menghafal yang seuprit ini, saya menyadari bahwa menghafal itu berat, kalau niat dan tekadnya kurang kuat meski berada dalam komunitas yang sama, berpeluang besar untuk bubar. Ya, komunitas -tanpa mengecilkan perannya- berfungsi untuk penyangga, penguat agar tetap bersemangat. Namun, yang lebih dari itu, adalah diri sendiri. Makanya, para gurunda tak henti-hentinya berpesan agar senantiasa selalu berdoa kepada Allah, agat dikuatkan dan dimudahkan dalam menghafal. Kita tanpa pertolongan Allah, entah akan menjadi apa. 

Bismillah, semoga kebiasaan baik ini akan selalu menjadi rutinitas hingga akhir hidup. Doakan saya semoga selalu istiqomah ya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

[Bunda Salihah] : Identifikasi Masalah

Perkuliahan yang dibuka dengan proses identifikasi masalah membuat saya menilik perjalanan dalam setahun ke belakang. Pertengahan 2020 adalah babak kehidupan baru yang mengubah kondisi, bermula dari proses resign yang menggantikan peran publik menjadi domestik, lalu bulan berikutnya berpindah tempat tinggal ke pinggiran kota yang tidak terakses oleh natura publik yang sebelumnya kami nikmati. Tentu saya harus berbalik kesini untuk menegaskan apakah sebab akibat dari proses kehidupan itu sebagai masalah atau hanya sekedar proses adaptasi yang harus dinikmati. Maka, saya ingin menjabarkannya secara terperinci. 1. Apakah kehilangan sebagian besar penghasilan adalah masalah buat saya? 2. Apakah kehilangan ritme kerja yang teratur, makan siang yang santai, diskusi pekerjaan yang menarik, akhirnya menjadi masalah buat saya? 3. Apakah kesulitan menikmati Natura publik (baca : nge- gofood) menjadi masalah bagi saya? 4. Apakah perubahan status Ibu Rumah Tangga menjadi masalah bagi saya? 5. Apak...

Day 4 : Bermain di Car Free Day

Minggu pagi, seperti biasa ayah sering sekali melakukan jogging di Lapangan Merdeka dan biasanya mengajak Azka. Selain untuk melancarkan kemampuan berjalannya (Azka sedang senang senang nya belajar berjalan) dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Saya kurang memahami apakah kemampuan interaksi Azka (interpersonal) menurun dari kami, karena baik saya maupun suami bukan tipikal orang yang mudah berbaur, yang sebenarnya lebih senang berada di dalam rumah :). Tetapi saya tetap mengajak Azka ke tempat tempat keramaian agar tetap berinteraksi dengan sekitarnya. Meski Azka terkadang masih tetap asik sendiri, tetapi dia terlihat menikmati acara jalan jalannya :) #tantangan_hari_ke4 #kelasbunsayiip3 #game_level_3 #kami_bisa