Langsung ke konten utama

Cerita Khitan Kakak Az (part I)

 "Bunda, kenapa ayah ngajak aku ke masjid terus? tanya Az di suatu waktu.

"Emang kenapa, kak? Saya menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lain. Karena saya pikir dia sedang melakukan protes :P

"Kan aku masih ada najisnya, masih belum disunat", jawabnya.

Masya Allah.

Berbulan sebelumnya, pembicaraan tentang sunat sering terselip dalam obrolan kami. Iya hanya diselipkan, tapi sering wkwk. Obrolan tentang sunat yang akan membersihkan sisa-sisa air seni yang tertinggal, hingga bersih dari najis ternyata membekas dalam ingatannya.


"Jadi, kakak sudah siap disunat? tanya saya memastikan.

"Sebenarnya takut sih Bun, tapi kita harus bersih dari najis kan?


Wajar jika anak usia 6 tahun itu merasa khawatir, pengalaman pertama memang selalu menegangkan kan? Bahkan saya seusia ini pun kerap merasa tegang ketika melakukan hal untuk pertama kalinya.


"Sakitnya, sakit sekali gak Bun? tanya Az lagi.

Mestinya nanya ke ayahnya ya :D

Ohya, tentang rasa sakit sunat ini emang sudah kami obrolin juga. Saya gak mau bilang sunat itu gak sakit, atau sakitnya kaya digigit semut, sakitnya cuma sebentar. Itu pembohongan bukan? Karena selama ada proses digunting dan dijahit, terlebih di area yang banyak syarafnya, maka pasti sakit.

Sama kaya orang bilang melahirkan itu sakitnya sedikit, tinggal batuk aja terus bayinya langsung keluar. Kok saya gemess ya. Gak ada melahirkan yang gak sakit, sama kaya gak ada sunat yang gak sakit.

"Bunda tidak pernah merasakan disunat Kak, kan Bunda perempuan. Rasanya akan sakit tapi Insya Allah, Allah akan memberi kekuatan ke Kakak supaya bisa melewatinya. Kakak baca di buku kan, manfaat dan kebaikan sunat lebih banyaaak daripada rasa sakitnya," saya menjawab pertanyaannya.

Buku Laa akhofu minal khitan (Aku tidak takut disunat) yang pernah dibacanya kembali saya ingatkan, dan di buku itu juga diceritakan bahwa si anak menerima banyak hadiah setelah di sunat.

"Kalau aku sudah disunat, aku dapat hadiah kan?. Bener kan dia memahami isi buku itu sampai akhirnya :D.

"Insya Allah, ayah akan meberikan hadiah ke Kakak", jawab saya.

Dan hadiah yang diinginkan olehnya adalah Excavator remote dan Truk Pasir. Manly sekali wkwk. Dan dibelikan ayah seminggu sebelum visit dokter. Karena belinya via marketplace jadi datangnya tepat di hari Kakak Az disunat.

Alhamdulillah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

[Bunda Salihah] : Identifikasi Masalah

Perkuliahan yang dibuka dengan proses identifikasi masalah membuat saya menilik perjalanan dalam setahun ke belakang. Pertengahan 2020 adalah babak kehidupan baru yang mengubah kondisi, bermula dari proses resign yang menggantikan peran publik menjadi domestik, lalu bulan berikutnya berpindah tempat tinggal ke pinggiran kota yang tidak terakses oleh natura publik yang sebelumnya kami nikmati. Tentu saya harus berbalik kesini untuk menegaskan apakah sebab akibat dari proses kehidupan itu sebagai masalah atau hanya sekedar proses adaptasi yang harus dinikmati. Maka, saya ingin menjabarkannya secara terperinci. 1. Apakah kehilangan sebagian besar penghasilan adalah masalah buat saya? 2. Apakah kehilangan ritme kerja yang teratur, makan siang yang santai, diskusi pekerjaan yang menarik, akhirnya menjadi masalah buat saya? 3. Apakah kesulitan menikmati Natura publik (baca : nge- gofood) menjadi masalah bagi saya? 4. Apakah perubahan status Ibu Rumah Tangga menjadi masalah bagi saya? 5. Apak...

Day 4 : Bermain di Car Free Day

Minggu pagi, seperti biasa ayah sering sekali melakukan jogging di Lapangan Merdeka dan biasanya mengajak Azka. Selain untuk melancarkan kemampuan berjalannya (Azka sedang senang senang nya belajar berjalan) dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Saya kurang memahami apakah kemampuan interaksi Azka (interpersonal) menurun dari kami, karena baik saya maupun suami bukan tipikal orang yang mudah berbaur, yang sebenarnya lebih senang berada di dalam rumah :). Tetapi saya tetap mengajak Azka ke tempat tempat keramaian agar tetap berinteraksi dengan sekitarnya. Meski Azka terkadang masih tetap asik sendiri, tetapi dia terlihat menikmati acara jalan jalannya :) #tantangan_hari_ke4 #kelasbunsayiip3 #game_level_3 #kami_bisa