Langsung ke konten utama

Bersabarlah ..., ini hanya sekejap mata.

 "Gak terasa ya, kayanya baru kemarin ngelahirkan anak ini, tau-tau udah sekolah aja, demikian postingan seseorang yang terlintas di beranda medsos yang sedang saya gulir.

Tak hanya sesekali, berulang kali kalimat bernada sama mampir di indra pendengaran saya, tentang betapa cepatnya waktu berlalu, betapa rasanya sekejap saja lantas anak-anak semakin beranjak dan siap mengarungi hidupnya sendiri.

Sampai pada satu sore, ketika saya masih selonjoran sembara membaca sebuah artikel, saya mengingatkan si bungsu : Dek, bentar lagi Maghrib, segera mandi sore ya. 10 menit berlalu dan Adek sudah berdiri di hadapan saya, sudah wangi dan berbaju rapi.

Masya Allah, betapa sekejapnya waktu berlalu.

Rasanya baru kemarin saya memandikan satu per satu anak-anak, yang ketika memandikan adik, kakak yang sudah wangi malah bermain kotor-kotor lagi :D

Rasannya tak lama, ketika saya memilahkan satu per satu baju mereka.

Benar, sekejap saja dan mereka bisa mandi sendiri, bisa memilih baju sendiri dan bisa mengenakan pakaiannya dengan usaha sendiri.

Perjalanan kehidupan masih panjang.

Tapi saya ingin mengigat ini, bahwa jika kelak dalam perjalanan kita temukan kesulitan, kepayahan, kebosanan, rasa putus asa. Saya ingin melewatinya tanpa menyisihkan banyak rasa, karena percayalah itu akan segera berlalu, bergegas pergi dalam sekejap mata.

Bahkan rasanya jika dipikir, seperti saat kita berpuasa. Menjelang terik di tengah hari, ketika haus dan lapar terakumulasi sempurna, namun lenyap dalam satu tegukan saat berbuka. Lantas kita berucap : segini saja bisa terhapus rasa dahaga yang menyiksa sepanjang hari?

Saya jadi teringat pada sebuah kisah yang pernah saya dengar, tentang seorang anak manusia yang sepanjang hidupnya di dunia selalu diterpa derita, kepayahan dan kesulitan sepanjang waktu, lantas ketika Allah masukkan dia ke surga, ditanyakan kepadanya : apakah kamu pernah merasakan kesusahan sebelum ini? Jawabnya : tidak. Ia lupa pada derita yang dirasa, karena nikmat yang diperoleh di penghujungnya.

Bersabarlah..

Pada setiap rintangan yang membentang, pada kesusahan yang seperti tak berhujung. Itu hanya sekejap saja, hadapi saja, ini hanya kehidupan yang akan segera berlalu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

[Bunda Salihah] : Identifikasi Masalah

Perkuliahan yang dibuka dengan proses identifikasi masalah membuat saya menilik perjalanan dalam setahun ke belakang. Pertengahan 2020 adalah babak kehidupan baru yang mengubah kondisi, bermula dari proses resign yang menggantikan peran publik menjadi domestik, lalu bulan berikutnya berpindah tempat tinggal ke pinggiran kota yang tidak terakses oleh natura publik yang sebelumnya kami nikmati. Tentu saya harus berbalik kesini untuk menegaskan apakah sebab akibat dari proses kehidupan itu sebagai masalah atau hanya sekedar proses adaptasi yang harus dinikmati. Maka, saya ingin menjabarkannya secara terperinci. 1. Apakah kehilangan sebagian besar penghasilan adalah masalah buat saya? 2. Apakah kehilangan ritme kerja yang teratur, makan siang yang santai, diskusi pekerjaan yang menarik, akhirnya menjadi masalah buat saya? 3. Apakah kesulitan menikmati Natura publik (baca : nge- gofood) menjadi masalah bagi saya? 4. Apakah perubahan status Ibu Rumah Tangga menjadi masalah bagi saya? 5. Apak...

Day 4 : Bermain di Car Free Day

Minggu pagi, seperti biasa ayah sering sekali melakukan jogging di Lapangan Merdeka dan biasanya mengajak Azka. Selain untuk melancarkan kemampuan berjalannya (Azka sedang senang senang nya belajar berjalan) dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Saya kurang memahami apakah kemampuan interaksi Azka (interpersonal) menurun dari kami, karena baik saya maupun suami bukan tipikal orang yang mudah berbaur, yang sebenarnya lebih senang berada di dalam rumah :). Tetapi saya tetap mengajak Azka ke tempat tempat keramaian agar tetap berinteraksi dengan sekitarnya. Meski Azka terkadang masih tetap asik sendiri, tetapi dia terlihat menikmati acara jalan jalannya :) #tantangan_hari_ke4 #kelasbunsayiip3 #game_level_3 #kami_bisa