Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para
bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil
mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini. Kalau di
Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau
kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat
checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU
atau TIDAK MAU. Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah
kesibukan yang luar biasa.
Kami
sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme
ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang
sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku
menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri
membangun keluarga. Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list
jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban
dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka
terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.
KOMITMEN DAN KONSISTEN
Dua
kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat
checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap,
sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten
menjalankannya.
Konsistensi
kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri,
akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “DEEP HABIT” yaitu
kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung
aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar
krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau
tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak
dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “Shallow Work”, yaitu
aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan)
sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan
banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.
Selama
ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti
Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat
kita terjebak dalam “shallow activities”, kelihatan sibuk menghabiskan
waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan
hidup kita.
Harapan kami
dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan
lebih fokus dalam proses “peningkatan kualitas diri” kita sebagai
perempuan, istri dan ibu, meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai
kendaraan belajar kita, Sehinga bisa mengubah aktivitas yang dulunya
masuk kategori “SHALLOW WORK” menjadi “DEEP WORK” (aktivitas yang
memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar
dalam hidup kita).
Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :
1.Apakah
kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan
mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti
dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.
2.Apakah
kalimat-kalimat di checklist sudah terukur? misal "Menyelenggarakan
aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan "
Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah
bersama keluarga"
3.Apakah
checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit
usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur
diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya
bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda
ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.
Sesuatu
yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya
tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu
akan membuat kita menyepelekan.
Kembali
ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita
mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi
cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak
juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut.
Biasanya jadi tidak menghargai proses)
4.
Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan
tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah
orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist
anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP
baik offline maupun online. Jadi jelas memang akan menyelesaikan
tantangan yang ada selama ini.
5.
Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan
membaca satu buku satu minggu selama bulan Juni. Akan belajar tepat
waktu selama 1 bulan pertama mulai Juni 2017.
Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya.
Silakan
teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai
melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.
Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari.
Ijinkan
suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita
tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang
paling berhak menilai perkembangan kita.
Berusaha JUJUR kepada diri sendiri.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #4, 2017
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #4, 2017
Komentar
Posting Komentar