Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Cinta dari Pria Lain

Aku seorang perempuan, usiaku 28 tahun. Tahun ini adalah tahun kelima dari pernikahanku. Tahun dimana keromantisan semakin memudar, berganti dengan persahabatan yang saling memahami. Tapi aku semakin payah, seiring anak yang semakin banyak tingkah, juga suami yang pulang dengan membawa sejuta lelah, sampai aku tak mampu lagi sekedar berkeluh kesah. Tiba-tiba saja, aku menyadari. Ada cinta dari lelaki lain, yang begitu berlimpah. Dia, seorang pria lain. Bukan suamiku. Aku masih inget hari itu, hujan deras yang sedari siang hingga aku pulang kantor dengan basah kuyup. Sialnya, aku baru inget semalam jas hujanku dipinjam suami, saat dia membelikanku sebungkus nasi goreng. Tiba di rumah dengan tubuh yang menggigil, suamiku belum tiba. Priaku menyambutku, memelukku erat, mengalirkan kehangatan. Sungguh, aku semakin cinta. Tak jarang kulihat tatapan cemburu dari suamiku, ketika aku terlalu asik berduaan dengan priaku atau dengan mata berbinar keceritakan kebaikan priaku ...

Makanan

Ada dua anggota tubuh kita yang memerlukan makanan. Tebak apa? Perut? Benar Satunya lagi? Ya, otak. Perut dan otak. Keduanya memerlukan makanan. Makanan untuk perut? Tau dong ya, karbohidrat, buah, sayur dan protein. Boleh ditambah susu, tapi gak wajib. Wajibnya buat anak 0-6 bulan. Kalo otak? Makanannya adalah bacaan, bisa buku, kitab suci, novel. Boleh ditambah status fesbuk, asal bukan status palsu. Bedanya, perut kalau lapar akan bereaksi, merasa lapar. Bunyi keroncongan. Lemas. Gak pengen ngapa ngapain. Lhaa itumah malas. Kalau otak lapar, gimana? Keliatan juga kok. Dari ucapannya, tindakannya. Itu refleksi dari pemikiran. Terus lagi, kalau perut lapar paling yang ngerasain kita sendiri, sakit perut sendiri, gak dibagi bagi ke tetangga.  Otak kalau lapar, siapa yang ngerasain? Kadang dirinya sendiri gak sadar. Tapi orang lain yang kena. Si penebar fitnah, pengujar kebencian, pemecah belah manusia, pencipta hoaks, itu sadar gak kalo otaknya lagi lap...

Seberapa Gregetnya Kamu?

Seberapa Gregetnya Kamu? Kemarin, gue mau submit invoice ke PHM… Terus? Invoicenya gak gue bawa WUAHAHAHAHA Eh, ini serius. Beneran terjadi. Begitulah, baru mau masuk PHM baru sadar, lha invoicenya mana. Jadi deh puter balik (ke kantor) lagi. Karang Jawa – Balikpapan Baru, lumayan. Terus… Waktu nunggu antrian untuk submit, aku duduk diem, sambil mikir kok bisa lupa parah banget nget gitu. Tetiba… “Mba, yang ikut Brevet itu ya? Tanya seseorang. Aku menoleh, perempuan, berhijab dan tersenyum. “Iya, brevet stipan kan? Aku menjawab sembari bertanya, memastikan lagi. “Iya mba, kan kita sekelas. Aku...(menyebutkan namanya)”, jawab perempuan itu lagi. Dan aku, antara kaget, takjub dan senang. Anyway, Brevet yang kami perbincangkan itu hanya sebuah kursus singkat, hanya 3 bulan. Dan itu terjadi di pertengahan tahun 2015. 3 tahun lalu, men. Dan ada yang masih inget teman sekelasnya. Jadi, training Brevet yang singkat itu hanya di hari Sab...

Welcome Third Trimester

Gak kerasa trimester 3 udah tinggal beberapa hari lagi… ((GAK KERASA)) Daaann tanda tanda sudah mulai terlihat. Mulai dari badan yang semakin berat mendekati 60 nafas yang semakin pendek, lebih tepatnya mulai sering ngos ngosan :D Tidur semakin gak nyaman, hadap kanan pegel, hadap kiri senep, telentang gak napas, tengkurep apalagi :P. Anyway menurut rekomendasi sebaiknya sih hadap kiri tapi kalau Rosul tidur menghadap kanan. Klo aku ya tak bolak balik, ke kanan mulu gak sanggup apalagi ke kiri terus aseli pegel. Tengah malam kadang harus terbangun, karena entah kenapa baby selalu aktif di malam hari, aktif ngejedug jedugin kaki ke perut maksudnya J Kaki pun mulai sering keram keram pegel, ya iyalah biasa nahan bobot 40-45 kilo tetiba harus nopang berat nyaris 60 kilo, belum lagi klo Azka pengen di gendong, ditambahin lagi 10 kilo. Sabar ya kaki :D Terusss, sudah mulai geraaaahhh. Rambut sudah dipotong super duper pendek, kalo gak ada larangan buat botak udah di...

Mengingat Yang Pasti

Lagi asik ngejar dunia, eh tau tau mati.. Begitu tulisan yang lewat di timeline dan sukses menghentikan scrolku. Tertegun sejenak. Ya, terkadang kita memang harus berhenti sejenak, mereview langkah kembali. Apakah masih di jalur yang benar? Atau sedikit melenceng dari jalan yang lurus? Atau udah benar benar berada di kelokan? Supaya apa? Supaya kalo tiba tiba mati, maka bukan kematian yang sia sia. Ahh, mengingat mati memang selalu membuat cengeng. Rasanya mau langsung berhenti beraktivitas dan sholat sepanjang waktu. Eh tapi begitu keinget cicilan rumah yang belum kelar kelar, bubar dah keinginannya. Jadi pengen kerja…kerja…dan gajian :D Atau pas lagi ngaca, ngeliat badan masih sehat, muka masih cantik (yakalii) atau ngeliat anak masih kecil (pertanda usia masih muda *eh) terus membatin : Gak ah, kayanya masih lama aku matinya. Padahal…padahal yaa..kontrak hidup kita gak ditentukan sama usia, sehat, atau apapun. Itu hak prerogatif Allah, entah mau manggil kapan. S...

Masuk Pak Eko

Hari Sabtu... Azka sedang memainkan pulpennya Nenek di tepi kasur, ayah sedang gegoleran sambil streaming film. Adek tidur disamping ayah. Bunda sedang ngunyah biskuit Khong Guan. Yang nanya, biskuit khong guan bapaknya kemana? Itu lagi gegoleran... Ngeng...ngeng...masuukk ", teriak Azka. Mungkin mobilnya lagi masuk gorong gorong imajinasi. "Masuk? ayahnya bertanya, menggantung, seperti berharap ada kelanjutannya. " Masuk paeko", Azka terpancing, melanjutkan kalimat ayah. Ayah terbahak. Aku tersedak. Azka tetap melempeng. "Ayaaahhh, ngapain ngajarin gitu," aku yang habis tersedak, bukannya cari minum, malah merepet, ngomel. Dalam beberapa situasi, yang tertawa memang pelakunya, gak usah ditanya. "Emang kenapa bun? Gak jelek kan? Ayah pura pura bertanya, berupaya membela diri. " Emang gak jelek. Tapi itu gak bermanfaat. Coba ayah klo mau ngajarin Azka itu, yang bermanfaat klo gak buat dunia ya buat akhira...