Langsung ke konten utama

Minggu Kedua Bersama Keluarga Finansial

Bismillah ...
Minggu ke dua bersama Keluarga Finansial yang ilmunya semakin daging, Alhamdulillah

Sebenarnya di Minggu kedua ini membahas tentang Finansial CheckUp dan Dana Darurat/Proteksi Asuransi

Tetapi karena keluarga Finansial juga masih banyak menerima anggota-anggota baru *gelar tikar maka materi minggu lalu yang sudah pernah didskusikan di -up kembali (lihat keranjang pertama)

Mba Riana Anjani memberikan tips berikut:
Tips melakukan pencatatan keuangan :

1. Buatlah sebuah sistem. 
Bagian paling penting dalam memantau keuangan pribadi Anda adalah konsistensi. Apa pun sistem yang digunakan untuk mencatat transaksi, Anda harus dapat memantaunya kembali dengan mudah.
Sistem pencatatan :
- mencatat satu minggu sekali, atau 3 hari sehali atau bahkan setiap hari
- media yang digunakan (bisa buku, aplikasi hape atau komputer)

2. Buat Kategori
Misal :
- Kategori Pemasukan 
 Sub Kategori : a. Pemasukan Primer
b. Pemasukan Sekunder, dst
-Kategori Utilitas 
Sub Kategori : a. Listrik dan Air, WiFi, Handphone, TV Cable, dst
Se-detail apa kategorinya teman-teman sesuaikan dengan kubutuhan pribadi.
Kalau saya sendiri, saya detailkan sampai ke pengeluaran parkir yang walau hanya Rp. 2.000 per parkir, tapi begitu akhir bulan dilihat lagi ternyata jumlahnya lumayan.

3. Buang Dokumen yang Tidak Penting
- Kalau bisa hindari menyimpan bukti-bukti transaksi terlalu lama. Setelah nota/struk pembelian dicatat di hp/kompi segera dibuang.

Lalu dari sinilah diskusi berlajut : Klo saya dicatet tapi diakhir-akhir bulan kadang lupa, klo saya pakai metode amplop nyatatnya berdasarkan di amplop.

Kalau saya pribadi, nyatet printilan itu gak konsisten akhirnya saya akali pakai amplop. Jadi, selama seminggu saya udah menjatah sekian rupiah untuk living cost dan itu yang dijadikan konsistensinya. Gak dicatet misalnya 10rb buat jajan anak, 15rb buat beli sayur. Pokoknya saya hanya mencatat sekian rupiah untuk seminggu dan untuk living cost. Itu untuk harian dan mingguan. Kalau bulanan saya mengikuti budget karena kebutuhan bulanan itu bersifat fix expense seperti cicilan rumah, SPP anak, air, listrik, groceries.

Nah mba Gita juga meng-share apa saja manfaat dari mencatat keuangan:
1. Identifikasi arus dana masuk dan keluar
2. Membentuk disiplin keuangan
3. Mengecek kebocoran anggaran
4. Mengetahui ritme finansial
5. Landasan Evaluasi
6. Membantu pembentukan anggaran baru jika dianggap yang lama tidak sesuai kebutuhan riil.


Lalu kembali ke topik Pembahasan Minggu Kedua :
Finansial Check Up
Layaknya Medical Check Up, maka FinCheckUp bertujuan untuk mengetahui seberapa sehat dan seberapa sakitnya kondisi keuangan kita. 

Financial Check Up adalah evaluasi keseluruhan keuangan keluarga minimal satu tahun sekali. Atau boleh juga 6 bulan sekali, atau ketika ada perubahan kondisi keluarga. Misal nambah anak, atau berganti pekerjaan, kehiangan pekerjaan, berkurangnya anggota keluarga, dan lain-lain ya. Yang sekiranya kondisi2 yang menyebabnya berubahnya keuangan keluarga kita.

Parameternya apa? Ada beberapa rasio keuangan yang harus dijadikan patokan. Misalnya hutang tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan utama kita. Terlebih lagi jika hutang tersebut adalah hutang konsumtif. Eh apa itu hutang konsumtif? Misalnya beli makan pakai kartu kredit, atau beli baju atau barang-barang yang bersifat konsumtif. Boleh berhutang asalkan kembali ke peraturan diatas, dan sebaiknya hutang bertujuan untuk menaikkan pendapatn atau meningkatkan nilai asset.






#janganlupabahagia
#jurnalminggu4
#materi4
#kelasulatulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#bundaiip
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...