Langsung ke konten utama

[Bunda Salihah] : Konferensi Ibu Pembaharu

17 - 22 Desember 2021, sepanjang 6 hari menikmati Konferensi Ibu Pembaharu. Membawa pulang berbagai ilmu, membeli jam terbang dari pangalaman para narasumber.



10 tahun perjalanan Ibu Profesional dan saya bersyukur bertemu Ibu Profesional dalam 5 tahun terakhir, menemani kegugupan saya menjadi new mom. Mengajak saya belajar untuk menjadi ibu terbaik, bagi anak-anak.


Ibu Profesional menjadi rumah, tempat bertemu dengan ibu hebat lainnya, tempat memenuhi diri dengan ilmu, tempat menggali potensi diri, ruang berdampak bagi sekitar meski raga hanya di rumah saja.



Berkembang, berbagi dan berdampak, untuk hari ini hingga esok saat raga sudah bersemayam di bumi.


Perjalanan sejak matrikulasi, berlanjut ke Bunda Sayang, kemudian menjadi Bunda Cekatan, lantas belajar menjadi Bunda Produktif, lalu menjadikan kesholihah bagi lingkungan dengan Bunda Shalihah, terimakasih Ibu Profesional, sudah menjadikan saya sebagai ibu yang percaya diri, menemukan saya dengan berbagai teman lainnya, membuat saya tidak pernah (lagi) mengeluhkan masalah karena saya tahu semua masalah ada solusinya, berfokus pada solusi hingga tak ada ruang untuk meratapi diri .



Selamat 1 dekade Ibu Profesional 💙


#akupesertaKIP2021

#1dekadeibuprofesional

#darirumahuntukdunia

#konferensiibupembaharu

#ibuprofesional

#semestakaryauntukindonesia

#ibuprofesionaluntukindonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...