Langsung ke konten utama

Fitrah Seksualitas


Fitrah Seksualitas secara defintif :






6. Ayah Penanggungjawab Pendidikan

Sesungguhnya ayahlah penanggungjawab pendidikan, yang merancang arah dan tujuan pendidikan keluarganya sesuai misi keluarganya. Ibulah yang kelak mendetailkannya menjadi proyek atau kegiatan harian.

Secara fitrah bahasa, wanita lebih cerdas bahasa dibanding para lelaki. Wanita bicara 50rb sampai 70rb kata perhari, jadi ibu memang lebih banyak membersamai anak.

7. Ayah Konsultan Pendidikan

Melihat bahwa seorang lelaki “single tasking” dibanding wanita yang “multi tasking”, para ayah tidak bisa terlalu banyak turun dalam hal detail, bahkan mereka perlu lebih banyak berada di luar masalah agar bisa memberikan solusi yang jernih bagi para ibu yang dalam kesehariannya sudah dipenuhi banyak masalah dalam mendidik.

Para ayah yang tidak mau atau sulit terlibat dalam proses mendidik anak anaknya, umumnya adalah para ayah yang tidak selesai dengan dirinya atau tidak bahagia menjalani karirnya walau sukses sekalipun, jadi mereka harus dibantu agar kembali fitrahnya dan banyak didoakan.

https://www.google.co.id/amp/s/nakindonesia.wordpress.com/2017/05/01/kulwap-peran-ayah-dalam-pendidikan/amp/

Assalamualaikum...mba beta terima kasih presentasinya sangat bagus... saya herlina dari kelompok 12 ingin bertanya beberapa hal. 1. Tentang gambar ini apakah ada tips dan trik untuk menghindari anak2 terpapar ponografi dan bagaimana cara mengatasi anak yg sudah terlanjur terpapar pornografi melalui permainan ini. (2.) dari slide ada juga penjelasan bahwa perkenalan alat seksual harus dengan bahasa sebenarnya ke anak2...apakah anak2 akan paham yg ada anak2 akan bertanya lebih dalam dan ada kalanya kita tidak bisa menjelaskan dengan bahasa yg dipahami anak, menurut saran mba bagaimana cara terbaik menjelaskannya dengan bahasa yg dipahami anak. terima kasih utk jawabannya....☺☺☺

Jawab:
karena paparan itu sejatinya dari luar, maka kuatkan didalam.
tetap saat anak bersama kita lah harus kita tanamkan nilai2. karena kita muslim, insyaa Allah penanaman nilai keimanan bisa menjaga anak kita. dan tentunya para ibu harus selalu berdoa.

juga kerjasama dgn sekolah. kita ajak utk turut peduli. dgn turut mengedukasi siswanya tentang bahaya pornografi. melarang membawa gadget. perbanyak kegiatan ekskul positif dan lainnya

utk pertanyaan pertama, tetap kita gunakan kata "vagina atau penis". agar anak tidak bingung. dan perbedaan gender dari penamaan fisiknya otomatis telah kita edukasi

untuk menjelaskan perbedaan kelamin, ya salahsatunya dgn sebutkan nama nya masing2.
lalu kita sebutkan jika Vagina punya perempuan, Venis punya lelaki. perlahan kita jelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada manfaatnya. kita bisa gunakan analogi dulu jika anak masih terlalu kecil. misal Allah menciptakan jari jemari berbeda, ada jempol yg besar, ada telunjuk, jaritengah, semua berbeda panjang/bentuknya dan masing2 punya kegunaaan.
begitu juga laki2 perempuan, sama2 makhluk ciptaan Allah tapi punya fungsi dan tugas yg berbeda.

Untuk mengenal kan jenis kelamin pada anak, Kinsey Institute, lembaga di Amerika Serikat yang banyak melakukan riset tentang seksualitas seperti dikutip Kamis (10/10/2013), menyarankan sebaiknya orangtua menyebutkan setiap bagian tubuh dengan menggunakan istilah yang tepat sesuai dengan bahasa kamus. Hal ini penting untuk menghindari agar anak tidak memiliki persepsi yang negatif mengenai bagian tubuhnya sendiri.

Sejumlah psikolog dan seksolog di Indonesia pun sependapat, bahwa anak-anak sebaiknya diperkenalkan pada pengertian dan istilah yang sebenarnya dan bukan menggantinya dengan sebutan-sebutan lain yang berkonotasi buruk.

Bagi anak laki-laki mungkin memang lebih mudah menyebutkan bagian-bagian pada organ kelaminnya karena relatif gampang membedakan antara bagian dubur dengan buah pelir dan batang pelirnya. Namun, anak perempuan tetap harus dijelaskan bahwa ada lubang vagina di antara lubang kencing dan lubang duburnya, meskipun tempatnya sangat berdekatan.

Sebagai orang dewasa barangkali kita sendiri yang harus lebih dulu memulai belajar untuk mengetahui dan menyebutkannya secara benar. Tidak mudah? Memang, namun sebagai orangtua yang memiliki harapan terbaik bagi anak-anak kita perlu mengingat bahwa persepsi yang keliru menyangkut bagian tubuhnya sendiri akan berdampak negatif bagi mereka.

Kita sepakati dulu prinsip umumnya.

Saat ini mengakses pornografi sangat mudah – benar-benar di ujung jari.

mengurung anak dalam kotak steril bukan lagi pilihan mudah—bisa, sih. Anda mau coba?

Berdasarkan pengalaman orang tua yang mengalami hal serupa, hal yang relatif bijak disampaikan kepada anak-anak adalah pemahaman bahwa internet itu bukan dunia yang terpisah dari dunia mereka (maksudnya dunia nyata).
Anak-anak perlu tahu bahwa internet adalah sarana berkomunikasi. Apa yang dilakukan melalui internet akan berpengaruh pada hidup mereka—langsung saat itu atau setelah beberapa waktu.

Prinsip itu yang kadang dilewatkan oleh orang tua dan buru-buru menjatuhkan sanksi karena panik dengan isu pornografi.

Nah, setelah prinsip ini disampaikan—mungkin harus berulang-ulang—baru kita bahas dengan anak, apa yang mereka lihat.

Sampaikan kepadanya bahwa ada orang-orang yang berniat buruk dengan memasukkan gambar tidak pantas. Tanyakan pendapat mereka.

Sesi ini yang penting.

Apa yang mereka ketahui tentang pornografi dan mengapa hal itu tidak layak disaksikan. Muslim bisa menggunakan konsep aurat, atau secara umum konsep modesty dan kesantunan bisa disampaikan.

Setelah itu?

Sudah.

Ulangi diskusi itu beberapa waktu ke depan.

Karena kejadian akan berulang tapi dlm bentuk yg berbeda sehingga penggulangan kepada anak anak sangat diperlukan ...

Tapi balik lagi kunci utama Fitrah seksualitas dan fitrah lainnya pastikan tumbuh dengan baik.

 #fitrahsexualitas
#learningbyteaching
#bundasayanglevel11
#InstitutIbuProfesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...