Langsung ke konten utama

Rumah Hexagon

Dikasih lahan untuk membangun rumah Hexagon, mari kita wujudkan.

Yang pertama, saya tidak suka dengan barang perintilan yang terlalu banyak, selain menurut saya malah sumpek, saya juga tidak suka menghabiskan waktu untuk berberes. Jadi, kita buat semuanya serba simple.

Ada sedikit tanah kosong di paling depan rumah, saya isi dengan tetumbuhan, ada sayur mayur simple (bayam dan teman-temannya), pohon lombok, tomat, daun bawang, seledri, rimpang-rimpang. Semua bermanfaat untuk logistik dapur. Bunga? Ada beberapa, yang paling simple perawatannya, bunga krokot salah satunya. Gak perlu ngabisin banyak waktu untuk merawat bunga, apalagi bunganya gak bisa dimakan :D.

Lalu, kita masuk ke ruang tamu. Tidak ada sofa, saya buat ruang tamu lesehan saja, lebih nyaman dan bisa menampung lebih banyak orang. Tidak ada TV, karena setiap kunjungan harus ngobrol, bukan nobar.

Di samping ruang tamu, ada workshop dan warehouse, buat nyimpan mainan edukasi, produk herbal, dan beragam kurma yang saya jual. Juga, buku anak yang akan didistribusikan ke customer. Eh, di pojok workshop ada laptop dan meja kerja, buat ngerjain laporan pajaknya klien.

Tentu saja antara ruang tamu dan workshop saya batasi dengan dinding kaca, supaya setiap orang yang berkunjung bisa ngeliat jualan saya :D

Lalu, ketengah ada perpustakaan, mushola dan ruang keluarga. Ini bagian yang paling luas dari rumah ini. Tidak ada sekat apapun selain rak yang tersusun, ada meja untuk menyimak dan mendengarkan hafalan anak-anak, ada bean bag untuk membaca buku. Di ruang harus cozy dan nyaman karena ini  tempat tersering untuk menghabiskan waktu. Tempat 3B : Bermain, belajar, beribadah.

Kemudian, kamar tidur. Harus ada 3 kamar tidur. Kamar orang tua, kamar 1 untuk anak laki-laki, kamar 2 untuk anak perempuan. Semua harus terpisah ruang, bukan sekedar terpisah ranjang tapi masih dalam satu ruangan. Di kamar juga hanya terdiri dari ranjang tidur, lemari baju dan rak buku yg menyatu, dan meja belajar. Tidak perlu ada perabotan lainnya.

Berikutnya kamar mandi, ada toilet duduk, shower, wastafel. Udah cukup.

Dapur, saya pilih dapur terbuka, biar gak sumpek klo lagi masak, juga ada meja makan mungil di dekatnya, tanpa sekat. Juga ada lemari kecil buat nyimpan peralatan baking : oven dan teman-temannya.

Selesai. Mari kita hidup dan berbahagia, jangan lupa tetap bertaqwa.

#HexagonCity

#Hexagonia

#KuliahBundaProduktif

#InstitutIbuProfesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...