Langsung ke konten utama

Pekan Ketujuh : Terimakasih Mentor, Terimakasih Mentee

Memasuki pekan ketujuh dan aroma perpisahan sudah terasa *mendadak melow.

Pekan ini adalah pekan apresiasi, mengapresiasi kemajuan sebagai mentee dan juga sebagai mentor. Dan tidak lupa ungkapan terimakasih kepada mentee dan mentor, karena telah mau menerima dan tumbuh bersama menjadi lebih baik.

Terimakasih mentor yang bersedia menyediakan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu baru, mengoreksi setiap kesalahan dengan sabar, memberikan referensi-referensi keilmuan yang sampai sekarang masih saya akses.

Dan inilah review dari mentor saya:

Bismillah. Terima kasih sudah mempercayakan sy sebagai teman belajar yang responsif dan aktif selama proses mentorship ini. Tahap ini, sepengamatan sy mentee banyak perkembangan dalam proses belajar.

Mentee sudah *berhasil*🎊🎊🎊🎉🎉🎉

💝 Mengetahui dan memahami mad dan gunnah dengan baik

💖 Berproses untuk stabil dan konsisten  mengaplikasikan hukum mad dan gunnah dalam bacaan.

💞 Mengetahui dan memahami makhraj huruf hijaiyyah.

💓 Berproses mengaplikasikan makhraj dengan tepat sesuai kaidahnya.

💕 Semangaat belajar, keep hamasah! Istiqomah dalam kebaikan

Terimakasih mentee yang bersedia menjadikan saya sebagai mentor, meski level keahlian saya belum bisa dikatakan sebagai expert. Terimakasih telah berbagi rencana, berbagi informasi, nyatanya saya akhirnya menjadi lebih banyak belajar lagi.

Semoga pertemuan ini tidak sampai sini saja, pertemuan ini adalah takdir baik yang sangat saya syukuri. 







#pekanketujuh
#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day 8 : Visual is Work

Pekan lalu saya sempat di buat panik oleh Azka, yang siang itu demam dan langsung step di sore harinya. Kemudian berakhir dengan opname selama 4 hari di rumah sakit. Ceritanya sedikit panjang, tetapi intinya adalah bagaimana saya menangani ketika Azka step. Ini pertama kalinya Azka step, saya tentu saja panik luar biasa. Bersyukur tetangga di depan rumah saya seorang perawat. Saya benar benar blank. Tetapi fungsi visual dan auditori saya tetap bekerja, alhamdulillah. Saya melihat bagaimana mba perawat melakukan pertolongan pertama ke Azka, dan itu benar benar saya praktekkan selama perjalanan ke rumah sakit yang berjalan 4 kilometer dari rumah saya. Bagaimana dia menjaga alur pernafasan Azka supaya tetap baik dan memberi ganjalan di mulut Azka yang semakin merekat erat. Alhamdulillah berlahan kondisi Azka membaik. #harike8 #Tantangan10hari #GameLevel4 #GayaBelajarAnak #kuliahBunSayIIP

Cantik Rupanya, Menawan Keislamannya

"Bi ini kalau besar pasti cantik, kata tetangga di suatu pagi, mengomentari bungsu kami yang sedang asyik bermain bersama kakak. Saya tersenyum simpul mendengarnya, tak merespon dengan ucapan tetapi mendoakan dalam hati: semoga tidak hanya rupanya yang cantik, akhlak, akidah dan kesholihannya juga menawan. Ya, keindahan rupa adalah hak Allah, yang bisa menjadi karunia dan bisa juga menjadi bencana. Adalah takdir Bi dengan rupa yang begitu manis dipandang. Tapi, segala yang fana tak perlu terlalu di puja, cukup ucapkan Masya Allah pada keindahan penciptaanNya, karena ada yang lebih abadi: amal dan kebaikan yang tak bertepi. Kadang saya memikirkan bagaimana seorang Mushab bin Umair. Seseorang yang Allah takdirkan hadir dengan pahatan wajah yang mempesona, Namun, kesholihannya lebih mempesonakan lagi. Mushab dengan wajah tanpannya lalu menjadi duta Islam di Kota Yatsrib. Wajah memang hal yang paling pertama menarik pandangan, tetapi dengan keindahan pesona itu Mushab menyebarkan keba...

Day 5 : I want to Know Everything

Azka selepas pulang sekolah bersama kami (maksudnya kami pulang kerja dan dia pulang sekolah), setelah mengucapkan salam. Benar, saya yang mengucapkan salam dan Azka (belum) mulai mengikuti mengucapkan salam. Sambil masih di gendong biasanya Azka langsung menunjuk saklar lampu, meminta agar dia yang menyalakan lampu. Tentu saja saya membolehkan karena sayapun mengawasinya. Jika saklar sudah berpindah posisi dan lampu menyala, Azka langsung tertawa girang, kemudian melanjutkan menunjuk saklar lampu di ruangan sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua lampu di rumah kami menyala :) Beberapa kali juga saya mendapatinya mencoba meraih tombol di standing fan kami yang setinggi badannya, beberapa kali kipas angin itu terjatuh dan menimpanya. Tentu Azka menangis, lalu berhenti meraih tombolnya? Gaaakkk :) Saya memaklumi karena usia Azka adalah usia dimana dia sedang  Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja.  Itu normal dan wajar saja. Kewajiban sa...